Saat memutuskan untuk menjadi ibu sepenuh waktu tanpa bantuan ART alias Asisten Rumah Tangga, saya sadar bahwa urusan domestik rumah tangga akan menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya. Mulai dari memastikan rumah dalam kondisi bersih, rapi dan wangi, memasak makanan untuk seluruh anggota keluarga, hingga mengasuh anak dan menyelesaikan tumpukan baju kotor hingga rapi di dalam lemari. Jangan tanya rasanya deh, Mom! Pastinya capek sekali. Terkadang, badan rasanya seperti kemesan mekdi yang kalau disentuh langsung ambyar semua hehehe…
Bicara urusan domestik, salah satu tantangan terberat bagi saya adalah ketika harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, sembari mengasuh Si Bungsu yang masih batita. Sering kali, saya harus rela membiarkan pekerjaan menunggu berjam-jam sementara saya asyik bermain mobil-mobilan dengan Si Bontot. Yah, mau gimana lagi, daripada dia menangis terus-terusan, sama aja nanti saya juga nggak bisa fokus mengerjakan pekerjaan lainnya.
Nah, kalau urusan kerjaan sih bisa nunggu ya Mom, tapi beda halnya dengan urusan biologis. Sering, saya harus nahan haus, lapar atau kebutuhan pribadi di toilet, gara-gara Si Kecil yang nggak mau ditinggal. Paling sering sih, saya harus nahan buang air kecil. Kenapa? Karena anak saya bisa menjerit-jerit hanya karena saya tinggal satu menit saja. Kebayang kan hebohnya, Mom? Kira-kira ya seperti rombongan sirkus gitu deh! Tapi yang namanya kebutuhan biologis itu nggak bisa terus-terusan ditahan ya, Mom. Jadi, kalau sudah nggah nahan sama sekali, ya saya akan tergopoh-gopoh ke kamar mandi dan dalam hitungan detik, meluncur kembali ke ruang keluarga, di mana Si Kecil bermain.
Suatu hari, saya terkena anyang-anyangan. Rasanya nggak enak banget, terutama di perut bagian bawah dan di area kelamin. Mungkin karena saking terburu-buru, saya suka sembarangan membersihkan diri, terutama setelah buang air kecil. Ditambah lagi kebiasaan saya menahan pipis, menjadi salah satu penyebab anyang-anyangan tadi.
Penyebab
Kalau kata orang tua zaman dulu, anyang-anyangan itu bisa disebabkan karena kita kurang minum atau minum air hangat yang merupakan campuran dari air panas dan air dingn (air dari kulkas). Tapi itu sih belum terbukti secara ilmiah ding. Menurut beberapa referensi yang saya baca, anyang-anyangan ini lebih sering menyerang kaum wanita, ketimbang laki-laki. Waduh, bahaya dong Mom! Kenapa? Karena secara anatomis, alat kelamin dan saluran kencing pada wanita lebih mudah terkontaminasi bakteri jahat yang bisa menyebabkan infeksi. Anyang-anyangan bisa jadi tanda awal infeksi bakteri ini. Hal ini tak menutup kemungkinan terjadinya infeksi lain yang lebih parah, seperti infeksi saluran kencing. Lantas apa aja sih faktor pemicu terjadinya anyang-anyangan ini?
1. Toilet yang kurang higienis
Sebenarnya, saya memiliki jadwal minimal seminggu sekali harus membersihkan toilet di rumah. Namun, terkadang karena overload kerjaan, jadwal ini sering mundur, apalagi kalau saya sudah kecapekan, atau Si Adek sedang rewel. Hm, jangan ditiru ya, Moms!
2. Cara membersihkan area kelamin yang kurang tepat
Saking terburu-burunya, saya suka seenaknya saja membersihkan diri sehabis berkemih. Cara yang tepat untuk membasuh area kelamin, terutama setelah BAB dan BAK adalah dari depan ke belakang. Tapi ya itu, saya suka nggak tertib melakukannya.
3. Sering menahan buang air kecil
Wah, faktor yang satu ini bener banget deh! Saya memang sering sekali menahan diri untuk nggak buang air kecil, terutama ketika menemani Si Kecil bermain atau tidur siang. Kelihatannya sepele, tapi ternyata akibatnya nggak enak banget. huhuhu…
4. Air yang terkontaminasi bakteri E-coli
Nah, yang ini agak sulit dikontrol Moms. Kita agak susah mendeteksi apakah air di rumah kita cukup bersih dan higienis. Namun, salah satu cara untuk menngurangi risiko terkena bakteri jahat ini adalah dengan memakai cairan antiseptik atau sabun khusus antibakteri.
Pencegahan
Untuk mencegah anyang-anyangan, pastinya kita nggak boleh kurang minum dan menahan buang air kecil ya Moms. Selain itu, juga harus memastikan kebersihan toilet, area pribadi dan melakukan pembasuhan yang benar setelah BAK.
Pengobatan
Minum air putih mungkin bisa membantu mengatasi anyang-anyangan. Tapi, hal ini nggak sepenuhnya menyelesaikan akar masalahnya, lho. Untungnya, ada Uri-cran Moms! What? Uri-cran? Iya…
Uri-cran mengandung ekstrak Cranberry, yang bermanfaat untuk mencegah bakteri E-coli menempel pada dinding saluran kemih. Bakteri inilah yang menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran kemih kita Moms. Kalau sudah begini, rasanya pasti tersiksa banget deh. Saya pernah ngalamin sendiri kok.
Kenapa Cranberry?
Sejak dulu, tanaman yang masuk dalam keluarga berries ini, dipercaya ampuh sebagai obat untuk menyembuhkan luka. Sebenarnya, cranberry mirip-mirip sama bluberry, cuma warnanya merah tua. Kalo blueberry kan biru keunguan gitu. Nah, beberapa tahun terakhir, cranberry banyak dimanfaatkan untuk mengobati sariawan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan sumber vitamin sekaligus antioksidan yang sangat baik.
Sumber gambar: Uri-cran
Buah kecil mungil ini ternyata juga kaya akan kandungan vitamin C, serat, mineral, dan flavonoid antosianidin, sianidin, peonidin dan quercetin lho, Moms. Selain itu, senyawa fitokimianya sangat baik untuk mencegah penyakit jantung dan kanker. Keuntungan mengonsumsi cranberry adalah, senyawanya yang sangat baik untuk kesehatan, namun mudah larut dalam air. Hasilnya, kita akan tetap memperoleh kebaikan dan manfaatnya, tanpa takut terjadi penumpukan di dalam sel darah. Hm, amazing ya Moms!
Well, kalau tadi udah ngomongin manfaat cranberry bagi kesehatan, sekarang saatnya kita ngobrolin soal apa saja sih kandungan manfaat dalam Uri-cran ini. Penasaran dong, pastinya? Untuk memenuhi kebutuhan kita, Uri-cran hadir dalam dua varian, yaitu kapsul (Prive Uri-cran) dan bubuk sachet (Prive Uri-cran Plus). Nah, kita tinggal sesuaiin deh, mau konsumsi yang mana. Semuanya memiliki komposisi yang sama kok! Nih, informasinya ya.
a. Prive Uri-cran
Sumber gambar: Uri-cran
Mengandung 250 mg ekstrak cranberry, tersedia dalam kemasan kapsul. Dalam sekotak Uri-cran, kita bisa dapetin 30 kapsul. Nah, dosisnya adalah 1-2 kapsul per hari ya, Moms.
b. Prive Uri-cran Plus
Mengandung 375 mg ekstrak cranberry, 60 mg vitamin C, 0.1 mg Lactobacillus Achidophillus, dan 0.1 mg Bifidobacterium bifidum. Dosisnya 1-2 sachet per hari, dicampurkan ke dalam segelas air.
Untungnya, ketemu sama Uri-cran. Anyang-anyangan saya jadi melayang deh. Rasanya yang super seger, bikin mudah diminum. Biasanya, saya tuh paling susah minum obat atau semacamnya, karena selalu takut duluan sama bau atau rasanya yang ajib. Tapi, Uri-cran ini beda lho. Uwenaaak banget. Nggak berasa minum obat deh. Eh, betewe, ini memang bukan obat hehehe.. ini lebih bisa dibilang sebagai minuman kesehatan.
Udah deh, nggak usah galau lagi gegara anyang-anyangan. Solusinya udah jelas, minum Uri-cran aja. Ya ya ya…? Kalau yang bikin reputable company, kita nggak perlu takut produknya abal-abal kan? Lagian, Uri-cran ini juga gampang kok banget dicari. Kita bisa membelinya di apotik atau toko-toko obat di dekat rumah. Buat persediaan, jangan lupa nyetok aja yang banyak di rumah, ya Moms.
Nah, kalau Moms masih pengen nanya-nanya soal Uri-cran, langsung aja kontak Combiphar yes. Nih, saya kasih sontekan jadwalnya. Biar terpuaskan rasa penasaran dan nggak ada dusta di antara kita #eh hihihihi….
Ah, pokoknya mah, makasih banget, Uri-cran! Gara-gara kamu, hidupku amaaaan sekarang… Luv you banyak-banyak deh. Muwaaaah!!